Selasa, 16 Mei 2017

MY UNFORGOTTABLE MOMENT AT MECCA

The unforgottable moment that i had when i went to doing to journey of worship to mecca. this is the first time of my life go to the holy land. for the first time when first arrived at uni emirate arab, i see how beautiful this country, i feel so calm when i was here. my first trip was to the mosque of nabawi, a trip to get there from airport king abdul aziz does not take long, a long the way i see the place where historic land of birth a PROPHET MUHAMMAD SAW, i see the house of PROPHET MUHAMMAD, the moutain where the PROPHET MUHAMMAD SAW prays, and many more. and the first time i saw a camel. i did not feel i had arrived at mosque nabawi. how beautiful that mosque, be grateful i've been here. many people from various countries gather there to pray together. it was an unforgotabble experience.

Rabu, 15 Maret 2017

Sentence Structure

A.Sentence Structure

1. Subjek (Subject)
Subjek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti pelaku atau poko bahasan.
Contoh kalimat :
  Shawn Michael is drawing on the book
 S
Lita was studying in classroom
S
2. Kata Kerja/Predikat  (Verb)
Adalah kata yang berfungsi untuk menunjukkan aksi subjek atau menunjukkan suatu     peristiwa dan     keadaan.
Contoh kalimat :
Ali was cooking in the kitchen
       V
Matt ask about science in the classroom
V
3. Objek (Object)
Objek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti benda, hal, dan sebagainya yang         dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya.
Contoh kalimat :
Taufik Hidayat is kicking a ball
O
Melly was eating chocolate
O
4. Pelengkap (Complement)
Adalah kata atau kelompok kata yang melengkapi konstruksi tata bahasa dalam predikat dan yang       menjelaskan atau diidentifikasi dengan subjek atau objek.
Contoh kalimat :
That cat is very cute 
               C
My Sister is very beautiful
C
5. Keterangan (Modifier)
Adalah kata, frase atau klausa yang berfungsi sebagai kata sifat atau keterangan yang menjelaskan     kata lain atau kelompok kata. Yang berfungsi untuk menjelaskan waktu (Modifier of Time),          menjelaskan tempat (Modifier of Place), atau menjelaskan cara bagaimana melaksanakan kegiatan     (Modifier of Manner).
Contoh kalimat :
My Sister was reading last night
 MT
flash is running very fast
MM
Source :
http://kbbi.web.id/kata
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/definisi-dan-contoh-kalimat-spok-yang-benar.html
http://www.grammar-monster.com/glossary/modifiers_modify.htm
Excercise page 44

1. George is cooking dinner tonight.
S              V            C         MT
2. Henry and Marcia have visited the President.
S                         V                  P
3. We can eat lunch in this restaurant today.
S      V        C                MP             MT
4. Pat should have bought gasoline yesterday.
S            V                           C           MT
5. Trees grow.
S       V
6. It was raining at seven o’clock this morning.
S         V                                  MT
7. She opened a checking account at the bank last week.
S        V              C                        MP             MT
8. Harry is washing dishes right now.
S            V           C        MT
9. She opened her book.
S          V         C
10. Paul,William, and Mary were watching television a few minutes ago.
S                              V                 C                   MT

Kamis, 19 Januari 2017

REVIEW JURNAL


PENGARUH PENERAPAN ETIKA BISNIS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN WARUNG BEBEK H.SLAMET DI KOTA MALANG
Oleh : Fauzan dan Ida Nuryana
LATAR BELAKANG
Etika bisnis memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Etika bisnis memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
Faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai penerapan etika bisnis yang berfokus pada tiga dimensi etika bisnis, yaitu: Kejujuran, Keadilan, dan Kebenaran. Konsumen dalam memilih suatu produk atau jasa tidak hanya bergantung pada kualitas pelayanan saja, tetapi juga bergantung pada nilai yang dirasakan oleh pelanggan, perusahaan harus menambahkan nilai yang dapat membuat pelanggan mendapatkan apa yang mereka bayar atau lebih dari yang mereka harapkan, sehingga pelanggan dapat bertahan. Ukuran nilai yang dilakukan adalah berinvestasi di tempat yang tepat.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh keadilan dalam etika  bisnis terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet Kota Malang

2. Untuk mengetahui  pengaruh kejujuran dalam etika bisnis terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet Kota Malang

3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan dalam etika bisnis terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet Kota Malang  

4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan etika bisnis dalam sebuah aktivitas bisnis secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di warung  Bebek H. Slamet Kota Malang

     TINJAUAN PUSTAKA 
     Kepuasan Pelanggan 
      Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2005). Perbandingan antara harapan dan kinerja tersebut akan menghasilkan perasaan senang atau kecewa di benak pelanggan. Apabila kinerja sesuai atau bahkan melebihi harapan, maka pelanggan akan merasa senang atau puas. Sebaliknya apabila kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa atau tidak puas. Kepuasan pelanggan merupakan keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya (Mowen, et al, 2002).Kepuasan pelanggan juga didefinisikan sebagai tanggapan pelanggan, yaitu penilaian atas fitur-fitur suatu produk atau jasa, bahkan produk atau jasa itu sendiri, yang memberikan tingkat kesenangan dalam mengkonsumsi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan (Oliver, 1997).

     Etika Bisnis 
        Etika bisnis dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi/pelaku bisnis akan melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk: (1) memproduksi dan atau mendistribusikan barang dan/atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba memuaskan konsumen. Memproduksi barang dan asa yang tidak merusak bagi diri sendiri dan orang banyak, mencari profit dengan cara yang benar dan tidak menyalahi aturan yang telah ditentukan (halal dan haram), memuaskan konsumen dengan pelayanan yang sebaik-baiknya.


     Prinsip-prinsip Etika Bisnis

     a. Prinsip Keadilan
      Dengan berlaku adil seorang pebisnis akan menjauhkan diri dari hal-hal yang haram, menjauhi perkara-perkara dan barang-barang yang subhat. Prinsip keadilan yang melahirkan keseimbangan, keseimbangan dalam kehidupan, tidak menimbun barang sehingga tidak akan mengakibatkan kelangkaan barang dan akhirnya menyebabkan harga naik. Hal ini hanya mementingkan pihak-pihak tertentu dan untuk memperoleh keuntungan yang banyak.
    b. Prinsip Kejujuran 
      Prinsip kejujuran akan melahirkan berbagai sikap yang terpuji, yaitu: tidak menutupi cacat barang yang di jual, tidak melakukan penipuan dalam jual beli, tidak melakukan gharar (transaksi fiktif) dalam jual beli, tidak mengambil riba dan tidak melakukan perbuatan sumpah agar barang yang dijual
      laku.

    c. Prinsip Kepercayaan (amanah)
     Amanah bertambah penting pada saat seseorang membentuk serikat dagang, melakukan bagi hasil (mudharabah), atau wakalah (menitipkan barang untuk menjalankan proyek yang telah disepakati bersama). Dalam hal ini, pihak yang lain percaya dan memegang janji demi kemaslahatan bersama. Jika salah satu pihak menjalankannya hanya demi kemaslahatan pihaknya, maka ia telah berkhianat.
 
      METODE PENELITIAN
     Data penelitian menggunakan data primer. Teknik pengambilan sampel  menggunakan accidental sampling. Desain penelitian ini adalah survey langsung pada pelanggan warung Bebek H. Slamet di Kota Malang dan instrument yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda. 
      
      PEMBAHASAN
1.       Uji Instrumen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliable untuk dijadikan sebagai alat untuk meneliti pengaruh penerapan etika bisnis terhadap kepuasan pelanggan.
2.       Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasih telah dilakukan, dan dari hasil uji statistic memenuhi syarat untuk dilanjutkan analisis regresi linear berganda.
3.       Analisis Regresi Berganda
Pengujian statistik dengan alat analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet di Kota Malang. Adapun output penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel Analisis Linier Berganda
Variabel Independen
B
Error
Beta
t-hitung
Sign. T
(Constant)
-0.532
0.451
-1.179
0.244
Keadilan (X1)
-0.126
0.122
-0.096
-1.037
0.305
Kejujuran (X2)
0.191
0.131
0.136
1.457
0.152
Kepercayaan (X3)
1.059
0.065
0.937
16.370
0.000
R
0.925
R Square
0.855
Adjust R Square
0.845
F-hitung
90.312
Sign-F
0.000
SE
0.3944
                Variabel Dependent = Kepuasan Pelanggan
Persamaan regresi linier berganda sebagai mana pada ikhtisar output SPSS  adalah:
Y = -0.532 - 0.126 X1 + 0.191 X2 + 1.059 X3 + 0.3944
Persamaan ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Konstanta sebesar0.532 menunjukkan besarnya variabel Kepuasan Pelanggan jika Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) sebesar  0 (nol).
(2) Variabel Keadilan (X1), memiliki nilai sebesar -0.126. Hal ini menyatakan bahwa setiap satuan Variabel Keadilan akan berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet -0.126 apabila variabel lainnya tetap. Namun disini variable Keadilan bernilai negative, artinya keadilan memiliki pengaruh yang berlawanan terhadap Kepuasan Pelanggan.
(3) Variabel Kejujuran (X2), memiliki nilai sebesar 0.191. Hal ini menyatakan bahwa setiap satuan Variabel Kejujuran akan berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet 0.191 apabila variabel lainnya tetap.
(4) Variabel Kepercayaan (X3), memiliki nilai sebesar 1.059. Hal ini menyatakan bahwa setiap satuan Variabel Kepercayaan akan berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet 1.059 apabila variabel lainnya tetap.
(5) Koefesien korelasi (R) diperoleh sebesar 0.925 yang artinya bahwa hubungan antara variable X terhadap Y sangat erat.
(6) Koefesien Determinasi (R2) diperoleh sebesar 0.855 yang artinya kontribusi variable Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet di Kota Malang sebesar 85.5%, sedangkan sisanya sebesar 14.5% Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet di Kota Malang dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
(7) Koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R2) diperoleh sebesar 0.845 yang artinya variasi perubahan nilai Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet Kota Malang dapat dijelaskan melalui variabel Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) warung Bebek H. Slamet di Kota Malang sebesar 84.5% dan sisanya sebesar 15.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan misalnya pelayanan, harga, rasa dan lain-lain. 
      
          Uji Hipotesis (Uji F)
Atas dasar analisis F-test maka hipotesis penelitian yang berbunyi terdapat pengaruh signifikan secara simultan Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan warung Bebek H. Slamet di Kota Malang dapat diterima atau teruji kebenarannya.
      
          Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian  dilakukan dengan alat penguji signifikan t-test. Hal ini dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh secara sendiri-sendiri (parsial) variabel Keadilan (X1), Kejujuran (X2), dan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) warung Bebek H. Slamet di Kota Malang.
(1) Uji Signifikan t-test antara Keadilan (X1) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y). Hasil analisis di peroleh nilai thitungKeadilan (X1) sebesar -0.126  pada tingkat probabilitas 0.305.  Kriteria pengujian jika Probabilitas Hitung <Level of Significance  maka Ho ditolak atau ada pengaruh signifikan Keadilan (X1) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).Hasil pengujian menunjukkan bahwa 0.305 > 0.05 atau probabilitas hitung > level of significance sehingga Ho diterima.Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang tidak signifikan antara Keadilan (X1) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) warung Bebek H. Slamet di Kota Malang diterima.
(2) Uji Signifikan t-test antara Kejujuran (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y). Hasil analisis di perolehthitungKejujuran (X2) sebesar 0.191 pada tingkat probabilitas 0.152.  Kriteria pengujian menyebutkan jika Probabilitas Hitung <Level of Significance  maka Ho ditolak atau ada pengaruh signifikan Kejujuran (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).Hasil pengujian menunjukkan bahwa 0.152 > 0.05 atau probabilitas hitung >level of significance  sehingga Ho diterima.Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang tidak signifikan Kejujuran (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) warung Bebek H. Slamet di Kota Malang diterima.
(3) Uji Signifikan t-test antara Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y). Hasil analisis di perolehthitungKepercayaan (X3) sebesar 1.059 pada tingkat probabilitas 0.000.  Kriteria pengujian menyebutkan jika Probabilitas Hitung <Level of Significance () maka Ho ditolak atau ada pengaruh signifikan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y).Hasil pengujian menunjukkan bahwa 0.000 < 0.05 atau probabilitas hitung <level of significance sehingga Ho ditolak.Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan Kepercayaan (X3) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) warung Bebek H. Slamet di Kota Malang diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
a. Dimensi keadilan dalam etika bisnis, berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet.
b. Dimensi kejujuran dalam etika bisnis, berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet.
c. Dimensi kepercayaan dalam etika bisnis, berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di warung Bebek H. Slamet.
d. Penerapan etika bisnis dalam sebuah aktivitas bisnis memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan yang ada di warung Bebek H. Slamet Kota Malang.

Selasa, 15 November 2016

Tugas SoftSkill Pelanggaran Etika



Tanggapan: Tetap saja dengan menghadiri acara sumpah trump ditengah kesibukannya sebagai ketua DPR merupakan pelanggaran etika, karna lebih banyak hal yang lebih penting yang harus dilakukan seperti melakukan kerja sama internasional. terlebih diketahui setya novanto ikut mendukung donal trump sebagai calon presiden AS.

Selasa, 11 Oktober 2016

Prinsip Etika Dalam Bisnis dan Lingkungan

 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan  acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai  tujuannya.  Muslich (2004: 18-20) menyatakan bahwa prinsip-prinsip etika  bisnis meliputi:


1) Prinsip Ekonomi

Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan  bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi  yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya. 



2) Prinsip Kejujuran

Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas bisnis. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka masyarakat yang ada di sekitar lingkungan perusahaan akan menaruh kepercayaan yang tinggi bagi perusahaan tersebut.   



3) Prinsip Niat Baik dan Tidak Berniat Jahat

Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan dari suatu tujuan terlihat cukup transparan misi, visi dan tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan. 



4) Prinsip Adil

Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap dan berperilaku adil kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut. 



5) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri

Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut. Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri Prinsip ini menyatakan bahwa manusia wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai sesuatu yang bernilai pada dirinya sendiri. Prinsip ini berdasarkan paham bahwa manusia adalah person, pusat berpengertian dan berkehendak, yang memiliki kebebasan dan suara hati, mahluk yang berakal budi (Suseno, 1989:133). Prinsip ini mempunyai dua arah. Pertama, dituntut agar kita tidak membiarkan diri diperas, diperalat, atau diperbudak. Perlakuan tersebut tidak wajar untuk kedua belah pihak, maka yang diperlakukan demikian jangan membiarkannya berlangsung begitu saja apabila ia dapat melawan, sebab kita mempunyai harga diri. Dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan sesuatu tidak pernah wajar. Kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar. Manusia juga mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri, berarti bahwa kewajibannya terhadap orang lain diimbangi oleh perhatian yang wajar terhadap dirinya sendiri. Sebagai kesimpulan, kebaikan dan keadilan yang kita tunjukkan kepada orang lain, perlu diimbangi dengan sikap yang menghormati diri kita sendiri sebagai mahluk yang bernilai pada dirinya sendiri. Kita mau berbaik kepada orang lain dan bertekad untuk bersikap adil, tetapi tidak dengan membuang diri.


Prinsip Etika Bisnis Menurut Sonny Keraf (1998) dalam Sukirno  Agus dan I Cekik Ardana (2009: 127-128) mengatakan bahwa setidaknya ada lima prinsip yang dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu: prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan integritas moral. 


1. Prinsip Otonomi
.  


Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadaran-nya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan masyarakat .


2. Prinsip Kejujuran


Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah apa yang dikerjakan. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan.  Prinsip ini paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.


3. Prinsip Keadilan.
 


Prinsip keadilan menanamkan sikap untuk memperlakukan semua pihak secara adil , yaitu suatu sikap yang tidak membeda-bedakan dari berbagai aspek, aspek ekonomi, hukum, agama , jenis kelamin dan sebagainya.  Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.


4.  Prinsip Saling Menguntungkan.
  


Prinsip saling menguntungkan menamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-win solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar semua pihak merasa diuntungkan. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang tidak  merugikan orang lain atau mitra bisnis 


5. Prinsip Integritas Moral
  


Prinsip integritas moral adalah prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati harkat dan martabatnya. Inti dari prinsip integritas moral ini adalah apa yang disebut sebagai the golden game atau kaidah emas, yaitu:”kita memper-lakukan seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan”.  
Prinsip-prinsip etika bisnis di atas tidak hanya digunakan pada  sebuah perusahaan atau organisasi perdagangan, akan tetapi dapat pula digunakan pada usaha yang dikelola pedagang kaki lima, hal ini dikarenakan setiap bisnis yang dijalankan oleh pedagang kaki lima harus didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut agar tidak melanggar hak-hak konsumen.

Teori Etika Lingkungan
a.       Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas yang lebih luas.
b.      Antroposentrisme
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
c.       Biosentrisme
Pada biosentrisme, konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism). Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan bereproduksi.

F.      Prinsip Etika di Lingkungan Hidup
Keraf (2005 : 143-159) memberikan minimal ada sembilan prinsip dalam etika lingkungan hidup :
1.      Sikap hormat terhadap alam atau respect for nature alam mempunyai hak untuk dihormati, tidak saja karena kehidupan manusia tergantung pada alam, tetapi terutama karena kenyataan ontologis bahwa manusia adalah bagian integral dari alam.
2.      Prinsip tanggung jawab atau moral responsibility for nature prinsip tanggung jawab bersama ini, setiap orang dituntut dan terpanggil untuk bertanggung jawab memelihara alam semesta ini sebagai milik bersama dengan cara memiliki yang tinggi seakan milik pribadinya.
3.      Solidaritas kosmis atau cosmic solidarity solidaritas kosmis mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan, untuk menyelamatkan semua kehidupan di alam.
4.      Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam atau caring for nature. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam merupakan prinsip moral, yang artinya tanpa mengharapkan balasan
5.      Prinsip tidak merugikan atau no harm merupakan prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,. tidak perlu melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lainnya.
6.      Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam prinsip ini menekankan pada nilai, kualitas, cara hidup, dan bukan kekayaan, sarana, standart material.
7.      Prinsip keadilan prinsip keadilan lebih diekankan pada bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap yang lain dalam keterkaitan dengan alam semesta dan bagaimana sistem sosial harus diatur.
8.      Prinsip demokrasi alam semesta sangat beraneka ragam. demokrasi memberi tempas yang seluas – luasnya bagi perbedaan, keanekaragaman, dan pluralitaas. oleh karena itu orang yang peduli terhadap lingkungan adalah orang yang demokratis.
9.      Prinsip integritas moral prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku terhormat serta memegang teguh prinsip – prinsip moral yang mengamankan kepentingan publik.

referensi:
http://ervindianie289.blogspot.co.id/2016/10/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-etika.html
http://rositafadilah.blogspot.co.id/2016/10/prinsip-etika-dalam-bisnis-serta-dan.html

Senin, 03 Oktober 2016

Etika Bisnis

Etika Bisnis

A. Hakekat Etika Bisnis
               
Menurut Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.

Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.

Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :
Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan yang terlanjur wajib dikembalikan.

B. Definisi Etika & Bisnis

Kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.


C. Etiket Moral, Hukum dan Agama

Dari asal katanya Ethics atau Etika berarti moral sedangkan Ethiquetle atau Etiket berarti sopan santun.
Ciri-ciri Etiket

·         Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
·         Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.
·          Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
D. Klasifikasi Etika

Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasifikasikan menjadi :

  1. Etika Deskriptif
               
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.

  2. Etika Normatif
               
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.

  3. Etika Deontologi
               
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak   lain.

  4. Etika Teleologi
               
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompollan   menjadi dua macam yaitu :

·          Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik.
·         Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.

  5. Etika Relatifisme
               
Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal,regional dan konvensi, sifat dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat global.



E. Konsepsi Etika

Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang terhadap orang lain, antara lain :


1  -   Utilitarianisme

Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan ini meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada memaksimalkan derajat pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya sangat tergantung pada pengetahuan kita akan hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.

2. Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)

Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam analisis biaya-keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang perbandingan keuntungan terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.
           
3. Etika Kewajiban dan Etika Hak 

Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan tanpa mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan, etika hak (right-ethics) menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini tidak dapat diterima secara etika, Etika kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang berbeda dari satu mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa hormat kita kepada orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat individu, hak dan kewajiban bersifat individu. Dalam penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.

4. Etika Moralitas

Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral, maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.

Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih konsep mana yang sebaiknya digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada kita.